Purbatua Etek, desa kelahiranku. Inilah yang terlihat jika berada di ujung desaku. Gunung Singgalang yang menjadi trade mark desa Purbatua, Saribu dolok. Penduduknya sekitar 250 KK. Dan semakin banyak saja akhir-akhir ini. Relief desa yang berubah dari waktu kewaktu karena semakin banyaknya pembangunan dan ketidakadanya pengaturan dari pembangunan tersebut membuat desa terlihat sedikit berantakan. tapi tetap saja tidak merubah bahwa desaku ini adalah salah satu desa denga populasi terbesar dibanding desa lain disekitarnya.
Nenas. Merupakan produksi utama dari desaku dan merupakan sumber pendapatan utama. Hampir seluruh keluarga memiliki kebun nenas. Rasanya sangat manis, harum yang khas. Produksinya dikirim masih hanya di Sumatera Utara. Karena keterbatasan alat transportasi dan ketidakmungkinan untuk diawetkan sehingga tidak bisa mencapai daerah luar. Di Medan, SUMUT nenas Purbatua sangatlah terkenal dengan rasanya yang khas.Tapi yang paling enak jiga dinikmati ketika masih segar, baru di panen,,. (pastinya...:)...)
Momen dijalan Gereja hendak latihan natal. Adikku (tengah) beserta 2 temannya sejenak berpose sebelum menikmati buah nenas yang segar. Udara dingin tidak menghalangi kami untuk bergulat, membantai nenas-nenas itu. Lama juga tidak menikmati...:)
Church, the one and only i huta Purbatua Etek. Gereja Kristen Protestan Simalungun (GKPS), yang mayoritas penduduk huta nami marminggu hu Gereja on. Pemandangan yang luar biasa di seluruh penjuru desa bisa terlihat dari halaman Gereja ini. Sayang waktu ini dokumentasinya tidak dibuat. Lain kali pasti bisa dibuat di blog ini...( hope,,, *_^)..
Yang disudut itu Gereja Katolik St. Andreas yang jaraknya kira-kira 1 Km dari Purbatua Etek. Waktu itu lagi mendung, hasil fotonya agak gelap. Aku ambil fotonya dari sudut ladang jeruk Pak Sinulingga,, ( Bokap,,, hehehehe,,,).
Nah,, ini nih, kondisi jalan desa. Terakhir kali diperbaiki ketika aku kelas 2 SD umur 7 tahun ( aku masuk sekolah umur 6 tahun..:)..) Sekarang aku 23 tahun. Bayangin deh gimana rusaknya jalan ini. Disepanjang jalan desa, ini jalan yang paling bagus ( Tepat di depan Gereja GKPS). Selebihnya, wuaduuh, luar biasa. Yang kurang tanggap warga desa atau pemerintahnya kurang tau. Tapi sampai hari ini memang belum ada inisiatif dari siapa pun untuk memperbaiki. Kepala Desa nya juga sepertinya tertidur dengan kondisi ini. Padahal jalan ini merupakan akses satu-satunya menuju desa. Terkadang aku berpikir untuk memperbaikinya. Tapi gimana caranya?? Ada yang mau ngajarin aku ngga???? :):):)
Fotonya buram,,, :)... nih,, salah satu kolam pancing di Purbatua etek. Milik Jamariston Saragih Munthe Family. Terkenal lho sampai keluar desa. Kalau hari minggu, kolam ini rame sekali pengunjungnya. Tapi hanya dari kalangan para pria ( namanya juga kolam pancing). Terlihat seperti rawa-rawa difoto. Tapi aslinya bagus loh,, ( ini fotografernya yang amatir.. hehehehe).
Dihalaman rumah Monang Sipayung. Dua makhluk ini sedang kambuh kegilaannya. Sesaat mengabadikan momen diantara kegilaan mereka. ^_^.. Adikku dan Tulang Wista, energi jiwa muda yang perlu dilestarikan. Hehehee...
Sekian. lain kali ditambah lagi dengan Purbatua Etek yang lebih banyak lagi.
Horas..!!!
Mejuah-juah...!!


blognya baru di buat 3 hari yang lalu,, dari dulu kepikiran tapi ngga pernah dimulai,,
BalasHapusnih hasilnya.. perdana..^_*